riyadlussholihinma@gmail.com
Madrasah Aliyah Riyadlus Sholihin Ketapang, Kota Probolinggo, memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia dengan mengadakan Seminar Kesehatan bertema “Kenali, Cegah, dan Lindungi Dirimu dari HIV/AIDS” pada Senin, 2 Desember 2024. Acara ini dihadiri oleh seluruh siswi, dewan guru, serta pengurus Forum Konsultasi Siswa (FKS) Putri yang bertindak sebagai panitia. Seminar dibuka oleh Kepala Madrasah, Ust. H. Suhlal Hadi, S.Pd., dan dipandu oleh moderator Anindita Kumalasari, S.Pd., sekaiguqs Pembina UKS MA Riyadlus Sholihin serta WKM Bidang Kesiswaan, Indah Yulianti, M.Pd.
Pemateri, dr. Risky Kukuh Widadi dari UPTD Puskesmas Ketapang, memaparkan informasi tentang HIV/AIDS, termasuk asal-usul virus, cara penularan, dampaknya pada kesehatan, serta pentingnya upaya pencegahan. Dr. Risky juga menyoroti prinsip 3 Zero: nol infeksi HIV baru, nol kematian akibat AIDS, dan nol diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia, sehingga melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Infeksi ini, jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yang ditandai dengan sekumpulan gejala akibat rusaknya sistem imun tubuh. Virus HIV pertama kali terdeteksi di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada awal abad ke-20 dan telah menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, kasus pertama dilaporkan pada 1987 di Bali, yang melibatkan wisatawan asing.
Meski pengobatan antiretroviral (ARV) kini tersedia dan efektif dalam menekan perkembangan virus, tantangan masih tetap ada. Pada 2023, 30,7 juta orang di seluruh dunia telah mengakses terapi ini, menyelamatkan sekitar 20,8 juta nyawa. Namun, terdapat 1,3 juta infeksi baru, terutama di wilayah sub-Sahara Afrika, dengan perempuan dan gadis muda sebagai kelompok paling rentan. Upaya global terus dilakukan untuk mencapai target 3 Zero: nol infeksi baru, nol kematian akibat AIDS, dan nol diskriminasi terhadap ODHA.
Dalam diskusi interaktif, sejumlah pertanyaan menarik diajukan oleh peserta. Salah satunya berasal dari dewan guru, Reni Dwi Zulaihah, S.S., yang menanyakan, “Apakah pengobatan HIV/AIDS masuk dalam layanan BPJS?” Menanggapi hal ini, dr. Risky menjelaskan bahwa pengobatan HIV/AIDS, termasuk terapi antiretroviral (ARV), telah masuk dalam cakupan layanan BPJS. Pemerintah Indonesia menjamin akses pengobatan ini secara gratis untuk ODHA sebagai bagian dari komitmen nasional dalam menangani epidemi HIV/AIDS. Dalam sesi tanya jawab, diskusi berlangsung aktif dengan sejumlah pertanyaan dari siswi yang menunjukkan antusiasme tinggi. Pertanyaan pertama diajukan oleh Ainirrohimah dari kelas XII IPA yang menanyakan efektivitas terapi antiretroviral (ARV) dalam menekan risiko penularan HIV. Pertanyaan kedua berasal dari Aisyah Nur Cahyani kelas XI PK 2 tentang pentingnya edukasi HIV/AIDS di lingkungan sekolah. Lailatul Qodriah dari kelas XI IPA mengajukan pertanyaan ketiga yang membahas potensi perlindungan tambahan melalui vaksin. Pemateri memberikan penjelasan mendalam atas setiap pertanyaan, menekankan pentingnya kolaborasi edukasi, pencegahan, dan perawatan.
Lomba Poster dan Pelantikan Pengurus UKS
Selain seminar, diadakan lomba poster bertema HIV/AIDS yang dinilai berdasarkan materi, isi, dan kreativitas oleh dewan juri, Rieke Kartika Y., S.Si., dan Ustadzah Aisyah. Sebanyak 10 karya terbaik dipamerkan dan mendapat apresiasi dari dr. Risky Kukuh Widadi.
Acara juga dirangkaikan dengan pelantikan pengurus baru Unit Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M), ditandai dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Sri Wahyuni, S.Pd., serta penyerahan tugas dari pengurus lama (Marisa Khoirina XI IPA 2) kepada pengurus baru (Imroathul Azizah XI IPA 2). Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS, mengurangi stigma terhadap ODHA, serta menciptakan generasi muda yang lebih peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
